Padang – Pengamat politik Muhammad Taufik menilai bahwa pertarungan Pilgub Sumatera Barat (Sumbar) mendatang akan sangat menarik, terutama antara dua pasangan calon, Mahyeldi-Vasko dan Epyardi-Ekos. Dalam pandangannya, pasangan Mahyeldi-Vasko memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan kontestasi politik tersebut.
“Yang jelas inkumben tetap memiliki peluang lebih besar,” ungkap Taufik dalam sebuah wawancara, Sabtu (14/9/2024).
Selama masa kepemimpinan Mahyeldi, menurut Taufik, investasi politik yang telah ditanamkan menjadi modal penting bagi petahana. Hal ini bisa menjadi faktor utama dalam menentukan hasil Pilgub mendatang. Namun, Taufik juga menyoroti bahwa kali ini, pertarungan lebih ditentukan oleh calon gubernur dibandingkan dengan wakilnya.
“Saya melihat persaingan Mahyeldi dan Epyardi akan lebih kuat di level calon gubernur, bukan di level wakil mereka,” lanjutnya.
Selain itu, Taufik juga menyinggung sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Sumatera Barat yang meski sering unggul dalam pemilihan legislatif, belum pernah memenangkan Pilkada. Ia mempertanyakan apakah kali ini PKS bisa mematahkan pola tersebut.
“PKS belum pernah menang di Pilkada meski menang di Pileg. Pertanyaannya, bisakah kali ini mereka membuktikan sebaliknya?” kata Taufik.
Tentang Epyardi Asda, Taufik menilai bahwa Epyardi sering tampil sebagai antitesis dari Mahyeldi. Salah satu contoh yang diberikan adalah simbol kampanye Epyardi yang menggunakan motor tanpa helm dan spion.
“Epyardi ingin menunjukkan dirinya sebagai sosok yang berbeda dari Mahyeldi,” jelasnya.
Namun, perbedaan antara kedua kandidat tidak hanya terbatas pada simbol saja. Menurut Taufik, perbedaan yang lebih mendalam terlihat dalam gaya kepemimpinan dan visi mereka untuk Sumbar. Mengenai calon wakil gubernur, Taufik menilai bahwa kontribusi mereka tetap ada, meskipun tidak sebesar calon gubernurnya.
“Vasko bisa menarik suara dari pemilih muda, terutama Gen Z, tetapi perannya tidak sebesar calon gubernurnya,” tambahnya.
Sebaliknya, ia mengkritik pilihan Epyardi untuk menggandeng Ekos sebagai wakil. Taufik berpendapat bahwa Ekos belum cukup dikenal di kalangan pemilih, terutama di Sumbar 2. Di sisi lain, Epyardi akan lebih diuntungkan jika memilih tokoh yang lebih dikenal dan berpengaruh.
“Ekos baru dikenal di Kota Padang, dan bahkan di sana pun ia belum dianggap sebagai kandidat kuat untuk wali kota. Epyardi harusnya memilih sosok yang lebih dikenal di Sumbar 2, seperti Ganefri, Riza Falepi, atau Guspardi Gaus,” ungkap Taufik.
Selain itu, Taufik menyoroti dua hal penting terkait Mahyeldi dalam Pilgub kali ini. Pertama, jika Mahyeldi menang, ia akan mematahkan mitos bahwa PKS selalu kalah di Pilkada meskipun menang di Pileg. Kedua, baik Mahyeldi maupun Vasko sama-sama berasal dari Agam, yang menurut Taufik, memberikan keuntungan tersendiri bagi Mahyeldi.
“Pasangan Mahyeldi-Vasko memiliki peluang besar untuk menang, apalagi mereka didukung oleh PKS dan Gerindra, dua partai besar dengan basis suara kuat di Sumbar. Namun, hasil akhir tetap tidak bisa dianggap pasti,” jelasnya.
Taufik mengingatkan bahwa hasil Pilgub Sumbar sangat bergantung pada dinamika politik yang terjadi hingga hari pemilihan.
“Peta politik selalu berubah, dan banyak faktor yang bisa mempengaruhi hasil akhir,” pungkasnya.
